AS Hentikan Bantuan Militer ke Ukraina: Fokus Amankan Stok Amunisi Dalam Negeri

Malutpost.id, Dalam keputusan yang mengejutkan, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi menghentikan sementara bantuan militer ke Ukraina. Langkah ini diumumkan Gedung Putih dan

Redaksi

[addtoany]

Malutpost.id, Dalam keputusan yang mengejutkan, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi menghentikan sementara bantuan militer ke Ukraina. Langkah ini diumumkan Gedung Putih dan Pentagon pada Selasa (1/7/2025) malam waktu setempat, sebagai respons atas kekhawatiran yang meningkat mengenai menipisnya stok amunisi militer AS sendiri.

Gambar Istimewa : kompas.id

Keputusan ini menandai perubahan signifikan dalam arah kebijakan luar negeri dan pertahanan AS, khususnya setelah Washington selama tiga tahun terakhir menjadi salah satu pendukung utama Ukraina dalam menghadapi agresi militer Rusia. Total lebih dari 66 miliar dolar AS telah dikucurkan dalam bentuk bantuan militer sejak konflik tersebut meletus pada Februari 2022.

Prioritaskan Kepentingan Dalam Negeri

Juru Bicara Gedung Putih Anna Kelly menegaskan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan evaluasi menyeluruh terhadap kapasitas militer AS saat ini. Ia menyebut bahwa pemerintah berkomitmen untuk memastikan kesiapan dan keamanan nasional AS sebelum melanjutkan dukungan ke pihak luar.

“Keputusan ini dibuat untuk mengutamakan kepentingan Amerika setelah meninjau kembali dukungan dan bantuan militer negara kita kepada negara lain di seluruh dunia,” tegas Kelly.

Langkah ini muncul tak lama setelah Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth memerintahkan peninjauan ulang terhadap stok amunisi AS, menyusul meningkatnya kebutuhan dalam berbagai operasi militer—termasuk konflik dengan kelompok Houthi di Yaman dan ketegangan dengan Iran.

Hasil evaluasi itu menunjukkan bahwa beberapa jenis senjata penting yang dijanjikan kepada Ukraina berada dalam jumlah kritis, sehingga keputusan untuk menghentikan pengiriman menjadi tak terelakkan.

Dinamika Politik dan Pertemuan NATO

Meski demikian, Wakil Menteri Pertahanan bidang Kebijakan, Elbridge Colby, menegaskan bahwa Pentagon masih membuka opsi untuk melanjutkan bantuan militer ke Ukraina jika situasi memungkinkan.

Sebelumnya, Trump sempat bertemu langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pertemuan tingkat tinggi NATO di Den Haag. Dalam pertemuan tersebut, Zelensky disebut meminta sistem pertahanan udara Patriot, senjata yang telah terbukti efektif dalam konflik di Israel.

“Mereka ingin memiliki rudal antirudal, Patriot. Dan kita akan lihat apakah kita bisa menyediakannya. Kita juga membutuhkannya,” ujar Trump.

Komentar ini menunjukkan bahwa meskipun bantuan dikaji ulang, kemungkinan pengiriman sistem senjata strategis tetap terbuka, tergantung pada situasi dan kalkulasi geopolitik ke depan.

Sinyal Perubahan Kebijakan?

Pengamat kebijakan luar negeri mulai membaca keputusan ini sebagai sinyal bahwa Trump kemungkinan akan memangkas dukungan ke Ukraina jika situasi dalam negeri dinilai lebih mendesak. Kecurigaan ini makin menguat setelah Menteri Pertahanan Hegseth absen dalam pertemuan kelompok internasional bulan lalu yang bertujuan mengoordinasikan dukungan militer ke Ukraina—yang mana ini menjadi pertama kalinya seorang Menhan AS tidak hadir dalam forum tersebut.

Langkah tersebut memunculkan kekhawatiran bahwa koalisi internasional pendukung Ukraina dapat melemah, terutama jika AS mulai menarik diri secara bertahap dari komitmen militernya di kawasan Eropa Timur.

Penghentian sementara bantuan militer AS ke Ukraina merupakan keputusan strategis yang tak hanya mencerminkan perubahan kebijakan luar negeri, tetapi juga menunjukkan prioritas nasional yang kini difokuskan pada kesiapan militer dalam negeri. Di tengah berbagai operasi global dan kebutuhan pertahanan strategis, AS tampaknya memilih untuk berhati-hati dalam mengalokasikan sumber daya militernya. Namun, keputusan ini tentu memunculkan pertanyaan serius: apakah ini awal dari menurunnya komitmen Amerika terhadap Ukraina, atau hanya jeda taktis demi kepentingan jangka panjang? Hanya waktu dan dinamika geopolitik yang akan menjawabnya.

Ikuti kami :

Tags

Related Post

Ads - Before Footer