Macan Tutul Gegerkan Warga Kuningan, Masuk Balai Desa

Malutpost.id, Warga Desa Kutamandarakan, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dibuat geger dengan kemunculan seekor macan tutul di tengah permukiman pada Selasa (26/8). Bahkan, hewan

Redaksi

[addtoany]

Macan Tutul Gegerkan Warga Kuningan, Masuk Balai Desa

Malutpost.id, Warga Desa Kutamandarakan, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dibuat geger dengan kemunculan seekor macan tutul di tengah permukiman pada Selasa (26/8). Bahkan, hewan buas tersebut nekat memasuki Balai Desa Kutamandarakan, memicu respons cepat dari aparat gabungan.

Tim gabungan yang terdiri dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Pemadam Kebakaran (Damkar), BPBD, dan kepolisian segera diterjunkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi terhadap macan tutul tersebut. Proses evakuasi berlangsung selama kurang lebih dua jam hingga akhirnya hewan predator itu berhasil diamankan.

Macan Tutul Gegerkan Warga Kuningan, Masuk Balai Desa
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Menurut Kepala UPT Damkar Kuningan, Andri Arga Kusuma, pihaknya menerima laporan mengenai macan tutul yang masuk ke balai desa pada Selasa pagi. Awalnya, macan tersebut terlihat oleh seorang pekerja bangunan yang sedang berada di balai desa.

Pekerja bangunan tersebut hendak mengambil perkakas di ruangan lama balai desa ketika ia melihat macan tutul di pintu depan. Terkejut, pekerja itu langsung melarikan diri, sementara macan buas itu masuk lebih dalam ke ruangan balai desa.

"Macan itu awalnya ditemukan oleh pekerja bangunan yang sedang membangun. Karena itu kan ruangannya bekas Balai Desa dulu. Ketika mau ngambil perkakas melihat macan ada di pintu bagian depan. Jadi sama-sama kaget, pekerjanya lari, macannya pindah ke ruangan yang lebih dalam," jelas Arga, seperti dikutip dari detikJabar.

Warga segera melaporkan kejadian tersebut kepada petugas. Setelah menerima laporan, petugas Damkar Kuningan langsung menuju lokasi kejadian. Evakuasi tidak dapat dilakukan dengan segera karena keterbatasan alat dan status macan tutul sebagai hewan yang dilindungi.

"Kalau dilihat dari warna memang jenisnya itu macan tutul warna kuning dengan warna hitam berbentuk lingkaran. Ada informasi itu dari hari Senin malam. Kebetulan itu gedung bekas balai desa cuman aulanya masih sering dipakai rapat," tutur Arga.

Untuk mengevakuasi macan tersebut, petugas harus menggunakan obat bius khusus hewan yang dibawa oleh petugas dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat (BKSDA) di Bandung.

"Karena memang hewan dilindungi dan penanganannya juga terbatas akhirnya koordinasi dengan BPBD dan Kapolres. Akhirnya kita berangkat ke sana, warga sudah banyak. BKSDA dari Cirebon sudah datang cuman alat pembiusnya itu dari Bandung. Jadi kita menunggu BKSDA dari Bandung terlebih dahulu," imbuh Arga.

Guna menjaga keamanan dan mencegah macan tersebut melarikan diri, petugas gabungan memasang jaring pengaman di sekitar ruangan tempat hewan itu berada.

Diduga, macan tutul tersebut berasal dari areal perbukitan di sekitar kecamatan tersebut, yang dikenal oleh warga sekitar sebagai Bukit Barisan. Hewan itu diperkirakan masuk ke permukiman warga saat mencari makanan.

"Biasanya kan macan tutul habitatnya ada di Gunung Ciremai. Tapi kan ini jauh dari Gunung Ciremai. Cuman tadi ngobrol sama BKSDA katanya macan tersebut berasal dari Bukit Barisan yang ada di Maleber yang menyambung ke Cilacap. Mungkin lagi tersesat dan mencari makanan, akhirnya terjebak di sini," kata Arga.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah 6 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Sarif Hidayat, yang turut serta dalam proses evakuasi, menjelaskan bahwa proses evakuasi berlangsung selama hampir dua jam karena petugas harus menunggu macan tutul tersebut tenang terlebih dahulu.

"Kami dapat informasi dari pagi. Dari perangkat desa terus kami pastikan video dan fotonya. Kemudian baru kami konsolidasi dengan tim kesehatan dan kami bergerak ke lokasi TKP sekitar satu sampai dua jam. Kami melakukan upaya determinasi untuk mengamankan macan dari lokasi Desa Kutamandarakan. Proses evakuasinya dari pukul 12.45 WIB sampai 14.30 WIB," jelas Sarif.

Sarif menambahkan bahwa proses evakuasi harus menggunakan bius sesuai dengan aturan yang berlaku untuk binatang predator.

"Upayanya kita menggunakan cara dibius. Karena ini merupakan binatang buas, satwa liar predator. Jadi sesuai dengan SOP petunjuk teknis. Sesuai dengan Permen 17 tentang penyelamatan satwa liar. Kami melakukan tahapan-tahapan sesuai yang disebutkan," tutur Sarif.

Meskipun diduga tersesat dari Bukit Barisan, Sarif mengatakan bahwa penyebab pasti hewan itu masuk ke permukiman warga masih perlu dikaji lebih lanjut.

"Kita belum bisa menyimpulkan. Karena perlu analisis. Apalagi ini lokasinya unik di sebuah ruangan atau kantor yang sudah tidak terpakai. Jadi kami belum bisa menyampaikan dan menyimpulkan penyebabnya apa," ungkap Sarif.

Menurutnya, macan tutul biasanya hidup di hutan atau alam liar yang jauh dari pemukiman penduduk. Setelah dievakuasi, macan tutul tersebut akan dibawa ke BKSDA provinsi untuk diteliti lebih lanjut.

Kepala Desa Kutamandarakan, Ihak Sunardi, mengatakan bahwa ini adalah kejadian pertama kalinya hewan buas masuk ke permukiman di desanya. Padahal, lanjut Ihak, desanya cukup jauh dari kawasan hutan.

"Kalau ke hutan itu jaraknya cukup jauh harus melewati sungai juga. Saya termasuk orang yang heran, seumur-umur baru pertama ada macan masuk ke desa. Kemungkinan karena habitatnya terganggu atau makanannya nggak tersedia jadi turunnya ke desa," tutur Ihak.

Ihak sendiri tidak mengetahui secara pasti sejak kapan macan tutul tersebut masuk. Namun, menurutnya, macan tersebut masuk lewat atap kamar mandi yang jebol dan terbengkalai. Dari atap kamar mandi tersebut, macan tutul masuk ke dalam gedung bekas Balai Desa.

Proses evakuasi macan tutul di balai desa itu pun viral di media sosial.

Ikuti kami :

Tags

Related Post

Ads - Before Footer