APBN 2024 Jadi Benteng Stabilitas: Sri Mulyani Tegaskan Ketangguhan Fiskal Indonesia di Tengah Gempuran Global

Malutpost.id, Jakarta – Di tengah guncangan ekonomi global yang tak menentu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024

Redaksi

[addtoany]

Malutpost.id, Jakarta – Di tengah guncangan ekonomi global yang tak menentu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 telah menjadi alat penting dalam menjaga keseimbangan ekonomi nasional. Bukan hanya menjadi alat belanja, APBN bertransformasi menjadi perisai fiskal yang tangguh untuk menghalau berbagai tekanan eksternal.

“Tahun 2024 adalah periode yang tidak mudah. Gejolak global, dari konflik geopolitik hingga fluktuasi harga komoditas dan efek berkepanjangan El Nino, menciptakan tekanan yang luar biasa,” kata Sri Mulyani dalam pernyataannya yang dikutip dari laman resmi Kementerian Keuangan pada Rabu (2/7/2025).

Gambar Istimewa : suaranusantara.com

Namun, di tengah badai tersebut, Indonesia tidak gentar. APBN 2024 dirancang dengan kebijakan fiskal yang adaptif dan responsif. Pemerintah memastikan stabilitas harga pangan dan energi tetap terjaga, sekaligus memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat yang rentan. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa APBN tidak hanya bicara angka, melainkan menyentuh langsung kehidupan rakyat.

Dukung Pemilu dan Transisi Pemerintahan

Tahun ini menjadi saksi penting perhelatan besar bangsa: Pemilu 2024 dan masa transisi pemerintahan. Di sinilah peran APBN makin krusial. Sri Mulyani menyebut bahwa keberhasilan mendukung agenda nasional ini tak lepas dari soliditas seluruh pemangku kepentingan. “Kolaborasi yang erat berkontribusi pada capaian pembangunan yang optimal dan transisi pemerintahan yang efektif,” ungkapnya.

Stabilitas Ekonomi Terjaga, Inflasi Tekan Angka Asumsi

Di tengah guncangan global, perekonomian Indonesia tetap tumbuh sebesar 5,03%. Yang lebih mencengangkan, inflasi berhasil ditekan hingga 1,6%, jauh lebih rendah dibandingkan asumsi dalam APBN yang mematok angka 2,8%. Ini menjadi indikator kuat bahwa pengendalian harga berjalan efektif, serta masyarakat tidak terbebani lonjakan harga yang signifikan.

Belanja Negara Berdampak Nyata pada Rakyat

Anggaran yang digelontorkan pemerintah tidak hanya habis di atas kertas. Belanja negara tumbuh 7,6% hingga mencapai Rp3.359,8 triliun. Uang negara itu disalurkan untuk mendanai berbagai program bantuan sosial, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, dan subsidi Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hasilnya mulai terasa: kemiskinan ekstrem turun menjadi 0,83%, sementara angka pengangguran berhasil ditekan ke 4,91%.

Program-program tersebut bukan hanya meredam tekanan ekonomi, tetapi juga mengangkat kualitas hidup masyarakat secara langsung. Pemerintah menunjukkan bahwa anggaran negara benar-benar bekerja untuk rakyat, bukan sekadar jargon politik.

Defisit Terkendali, Pembiayaan Utang Efisien

Tak hanya dari sisi pengeluaran, pengelolaan fiskal juga menunjukkan kinerja apik. Pemerintah berhasil menjaga defisit APBN 2024 sebesar 2,3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)—lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Bahkan, realisasi pembiayaan utang ditekan di bawah target awal, mencerminkan strategi pembiayaan yang efisien dan minim risiko.

Pendekatan ini menegaskan bahwa pemerintah tak semata mengandalkan utang untuk menutup kebutuhan anggaran. Sebaliknya, APBN dikelola secara bijak, menghindari ketergantungan jangka panjang dan memastikan keberlanjutan fiskal.

Dalam kondisi dunia yang penuh ketidakpastian, APBN 2024 terbukti menjadi instrumen strategis yang tak hanya menjaga stabilitas ekonomi, tetapi juga mendorong pembangunan dan melindungi masyarakat. Sri Mulyani dan jajaran Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa pengelolaan anggaran yang cermat dan adaptif mampu menghadirkan hasil nyata: inflasi rendah, pertumbuhan stabil, angka kemiskinan dan pengangguran menurun, serta pembiayaan negara yang sehat. Dengan kinerja ini, APBN bukan sekadar alat fiskal, melainkan fondasi ketahanan ekonomi nasional.

Ikuti kami :

Tags

Related Post

Ads - Before Footer