Malutpost.id, Surabaya – DPD PDI Perjuangan Jawa Timur (Jatim) menjadikan forum RedTalks sebagai wadah penting untuk menjaring aspirasi generasi muda. Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Said Abdullah, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi momentum krusial bagi partai untuk memodernisasi strategi politik, komunikasi, dan program kerakyatan yang berbasis data dan aspirasi publik.
Menurut Said, RedTalks memberikan gambaran yang jelas mengenai aspirasi masyarakat Jawa Timur saat ini, mulai dari tekanan ekonomi, kebutuhan generasi muda, hingga tuntutan publik terhadap integritas dan rekam jejak partai politik. "Acara ini memberikan kami peta yang jelas tentang arah suara rakyat. PDI Perjuangan Jawa Timur harus menata ulang strategi berdasarkan data, bukan sekadar insting politik. Rakyat ingin kedekatan, kejelasan program, dan kepemimpinan yang mampu menghadirkan keberpihakan nyata," ujar Said.

RedTalks bertajuk "Suara Muda untuk Jatim" dihadiri oleh berbagai perwakilan organisasi dan komunitas anak muda, serta sejumlah tokoh seperti budayawan Sujiwo Tejo, Presiden BEM FISIP Unair Irfan Yasin, petani milenial Ahmad Lafilian, pegiat media sosial Natasha Keniraras, akademisi Airlangga Pribadi, Yohan Wahyu, dan Dr. Suko Widodo. Said menekankan bahwa tingginya partisipasi publik menunjukkan PDI Perjuangan sebagai partai yang terbuka terhadap kritik. "Kami perlu mendengar suara anak-anak muda. Pandangan mereka tentang PDI Perjuangan, termasuk berbagai kebijakan publik yang berimplikasi pada kehidupan mereka sehari-hari," kata Ketua Banggar DPR RI itu.
Dalam acara tersebut, Litbang Kompas memaparkan temuan penting terkait basis elektoral PDI Perjuangan di Jawa Timur. Citra partai berada di angka 57,5 persen, lebih tinggi dari angka nasional, dengan tingkat loyalitas pemilih mencapai 88,2 persen, salah satu yang tertinggi di Indonesia. Namun, komposisi pemilih masih didominasi oleh Generasi X dan Baby Boomers (54,3 persen), sementara proporsi pemilih muda baru mencapai 35,7 persen.
Said Abdullah menilai kondisi ini sebagai modal besar, namun juga sebagai peringatan strategis. "Pemilih senior setia, tetapi masa depan politik berada di tangan pemilih muda. Regenerasi pemilih harus dipersiapkan dengan cara yang tepat," pungkasnya.

