Malutpost.id, Jakarta – Kabar duka menyelimuti dunia pendidikan. Seorang siswa SMK asal Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, dilaporkan meninggal dunia setelah sempat kritis dan dirawat di RSAL dr. Mintoharjo, Jakarta. Informasi ini beredar luas di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @humaniesproject pada Senin (1/9) malam. Almarhum diduga menjadi korban kekerasan aparat saat mengikuti aksi demonstrasi di Jakarta beberapa waktu lalu.
Kapolresta Tangerang, Komisaris Besar Andi Muhammad Indra Waspada, membenarkan kabar duka tersebut. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya terkait kejadian ini. "Terkait pelajar jadi korban meninggal dunia, langkah kepolisian ada langkah koordinasi hukum dengan polisi di Jakarta," ujar Andi kepada wartawan, Senin.

Andi menjelaskan bahwa kejadian tersebut berada di luar wilayah hukumnya. Namun, karena korban merupakan warga Tigaraksa, pihaknya tetap melaporkan kejadian tersebut. Berdasarkan informasi yang diterima, korban sebelumnya meminta izin keluar sekolah. Namun, kemudian diketahui bahwa korban sudah berada dalam kondisi kritis di rumah sakit tanpa identitas.
Pihak kepolisian telah mengklarifikasi identitas korban dan berkoordinasi dengan pihak keluarga. Andi mengklaim bahwa pihak keluarga menerima kejadian ini dengan ikhlas dan tidak menuntut proses hukum lebih lanjut. "Memang kami pastikan juga kepada pihak keluarga apakah ini harus kita lanjutkan, tapi keluarga enggak nuntut dan secara ikhlas enggak perlu diekspos," tuturnya.
Kabar meninggalnya pelajar ini menambah daftar panjang korban dalam rangkaian demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah sejak pekan lalu. Demonstrasi tersebut telah memakan korban luka dan jiwa, termasuk dugaan akibat kekerasan aparat dan kelompok perusuh. Sejauh ini, belum ada konfirmasi mengenai keterkaitan kelompok perusuh dengan massa demonstran.
Sebelumnya, seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan juga dilaporkan tewas akibat terlindas rantis Brimob saat demonstrasi pada 28 Agustus lalu. Kematian Affan memicu gelombang demonstrasi yang lebih besar di berbagai wilayah di Indonesia.